Keberadaan Rumah Sakit Umum dimulai sejak zaman Penjajahan Belanda yaitu kurang lebih antara tahun 1920 sampai tahun 1930 dengan di awali penempatan seorang dokter yang bernama dr. Djoendjoenan di Kuningan, kemudian pada tahun 1932 di Kuningan ada Garnisun Tentara Belanda yang bertugas mengurusi kesehatan rakyat Kuningan pada saat itu.
Pada saat yang bersamaan di kota Sumedang di bangun sebuah Rumah Sakit sederhana yang di cat hitam (hideung), sehingga rumah sakit itu dinamakan Rumah Sakit hideung dan merupakan Rumah Sakit Rujukan dari Garnisun Kuningan karena pada saat itu di wilayah Jawa Barat, Kota Sumedang merupakan pusat kekuasaan (Ibu Kota Provinsi).
Pada akhir tahun 1932 Garnisun tentara Belanda di bubarkan dan dokter militernya pun dipindahkan. Maka sejak itu bekas markas Garnisun Tentara Belanda yang merupakan tempat pelayanan kesehatan masyarakat dan dijalankan oleh seorang tenaga mantri (perawat), di bantu oleh seorang tenaga administrasi
Dalam upaya meningkatkan Kesehatan Masyarakat di wilayah jajahannya, Pemerintah Belanda mengutus seorang dokter yang bernama dr. Gadroen, untuk mengunjungi pusat pelayanan di Kuningan yang pada saat itu belum punya nama. Adapun kunjungannya yaitu setiap hari selasa dan rabu.
Pada tahun 1934 Regenchep yaitu Institusi Kesehatan Pemerintah Belanda mengangkat seorang dokter yaitu dr. M. Djoenaedi dan pada tahun 1935 beliau di angkat oleh Inspeksi Kesehatan sebagai Dokter Pemerintah dan di perbantukan kepada Regenchep Kuningan.
Maka sejak itu pusat Pelayanan Kesehatan di Kuningan diadakan lagi dengan menambah beberapa pegawai sedangkan dr. Gadroen sejak saat itu di tarik lagi ke Sumedang.
Sekitar tahun 1941 di Kuningan ada penambahan seorang dokter lagi yaitu dr. Sanusi. Pada tahun 1945 Institusi Kesehatan di Kuningan membantu mengembangkan perluasan bangunan pusat pelayanan kesehatan walaupun dengan dana yang sangat terbatas, sehingga dapat di pergunakan dan dapat membantu perjuangan Revolusi waktu itu. Pada saat agresi I yaitu tahun 1947 Tentara Belanda menyerang Kuningan dan atas perintah Militer maka pusat pelayanan kesehatan tersebut di tinggalkan dan semua diungsikan.
Setelah perjuangan kemerdekaan dan berakhirnya masa Revolusi Kemerdekaan serta seiring dengan perjalanan waktu dan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan pusat tersebut terus berkembang.
Apalagi setelah Kuningan menjadi kabupaten yaitu pada tahun 1946, karena setiap kabupaten harus mempunyai Institusi Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Maka pusat pelayanan kesehatan tersebut akhirnya di jadikan Rumah Sakit walaupun pada saat itu kondisinya sangat sederhana. Sedangkan pemberian nama Rumah Sakit Umum 45 Kuningan disesuaikan dengan semangat juang dari para pejuang kemerdekaan angkatan 45 karena beliau-beliau yang punya semangat untuk membangun Rumah Sakit tersebut.
Obat Tumor Dari Bahan-Bahan Alami dan Aman
Di era yang moderen ini, semakin modern pola...
Gejala-Gejala Infeksi Saluran Pernafasan Dan Cara Mengobatinya
Bernafas merupakan salah satu ciri makhluk hidup....